Kamis, 14 Oktober 2010

Mau Dibawa Kemana Masa Depanku ?

 Tanpa kita sadari pertanyaan-pertanyaan mengenai masa depan sering hadir dalam pikiran kita.
"Apa cita-citaku?", "Bagaimana kehidupanku kelak?", "Mampukah aku
membuat bangga kedua orang tuaku?", "Mau dibawa kemana masa depanku?"
Ya, aku rasa semua orang di muka bumi tentu mendambakan masa depannya cerah, tak terkecuali diriku. Namun bukanlah hal yang mudah untuk menggapai masa depan tersebut. Untuk menggapainya diperlukan usaha dan pengorbanan. Begitu pula aku. Selagi kita masih muda, mungkin dengan memanfaatkan waktu dengan baik adalah kunci utamanya.

Dalam menggapai masa depan, kita perlu mernencanakannya dengan sebuah impian atau biasa kita sebut dengan "cita-cita".Cita-cita itulah yang menjadi penyemangat kita untuk terus belajar dan berusaha demi mewujudkan masa depan yang kita idam-idamkan.

Kemarin, secara tak sengaja aku menemukan seperangkat mainan di gudang. Pada kala itu aku menyebutnya mainan "dokter-dokteran". Mainan yang memuat aku jadi tertawa geli melihatnya. Aku ingat, dahulu sewaktu aku masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak, aku mempunyai cita-cita menjadi seorang doker. Alasanku ketika itu sangatlah singkat, supaya bisa mengobati papa dan mama jikabeliau sakit. Aku rasa bukan hanya aku yang memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dokter dengan alasan yang sama ketika kecil, karena sampai sekarang banyak sekali anak-anak yang duduk di bangku Taman Kanak-kanak bahkan balita yang bercita-cita menjadi dokter. Mungkin karena ketika itu kita belum bisa berpikir secara matang.

Ketika usiaku menginjak sepuluh tahun, aku tidak lagi bercita-cita menjadi seorang dokter karena kenyataannya aku takut jarum suntik. Aku beralih cita-cita menjadi seorang guru, karena aku berpikir seorang guru pasti banyak mendapatkan amal jariyah. Bukan hanya itu alasanku bercita-cita mernjadi seorang guru. Di sisi lain, aku juga ingin berbagi ilmu dan mencerdaskan bangsaku. "Kapan lagi aku bisa mengabdi untuk Nusa dan Bangsa?" Itu alasanku setiap kali ditanya soal cita-citaku yang satu ini.

Setelah aku duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, aku mulai mengenal kata politik. Hal itu membuatku kembali bertanya pada diriku sendiri. "Apa sebenarnya cita-citaku?" Ya, melihat kondisi hukum serta moral di tanah air kita tercinta ini semakin memburuk, aku mempunyai impian untuk memperbaikinya. "Bagaimana Bangsa kita bisa maju kalau para pemimpinnya saja tidak mengenal mana yang baik dan mana yang buruk?" Maka dari itu aku bercita-cita untuk menjadi anggota legislatif.


Kini aku menduduki bangku Sekolah Menengah Atas, suatu usia yang dimana kita harus mulai memikirkan secara matang mengenai masa depan kita kelak. Sampai saat ini aku masih mempertahankan cita-citaku untuk menjadi anggota legislatif. Aku sangat tertarik dengan pelajaran-pelajaran yang menyangkut soal sosial dan politik. Hingga akhirnya aku pun lebih memilih jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dibandingkan Ilmu Pengetahuan Alam, meskipun nilaiku sangat mencukupi untuk masuk ke jurusan Ilmu Pengetahuan Alam. Setelah lulus nanti, aku berniat untuk melanjutkan ke Universitas dan mengambil jurusan Sosial Politik.
Yang membuat aku bahagia, ternyata keluargaku mendukung cita-citaku tersebut. Kata Papa, "Apapun cita-citamu, Papa yakin itu pasti yang terbaik buat kamu." Mendengar hal itu aku jadi lebih bersemangat untuk menggapai cita-citaku. Karena selain berusaha, sebuah cita-cita itu juga perlu mendapatkan restu dari orang tua. Tak luput dari itu semua, kita juga harus senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena segala sesuatu, ada di tangan-Nya.


Semoga cita-cita kita terwujud dengan sempurna :)

1 komentar:

Baca Artikel lainnya

MySpace glitter graphics: CoolSpaceTricks.com